Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana . Istilah SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia.
Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya, yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas, membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1. tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan, melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap suatu kecelakaan, termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah dilaksanakan.
Pencarain pada perasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR. Hanya sebagain teknik yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan garis rute Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun Kejurang jurang atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang tepat
• Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan.
Pola Square
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat yang terkena musibah Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut jika diperlukan.
Vertical Rescue (1)
Vertical rescue merupakan penyelamatan yang dilakukan untuk lokasi-lokasi yang berhubungan dengan ketinggian dan kemampuan dalam formasi teknik. Dalam vertical rescue dibutuhkan kemampuan pasukan yang sangat cekatan, memiliki kemampuan, baik dalam fisik maupun psikologis. Anggota tim dalam vertical rescue diperlukan keberanian baik dalam menangani korban maupun dengan masalah ketinggian.
Faktor umum dalam vertical rescue:
-Bakat dan pengetahuan
Dalam hal ini rescuer haruslah terbiasa dengan ketinggian, kejasama tim yang baik dan memahami bagaimana merawat dan menggunakan peralatannya. Ketakutan pada ketinggian merupakan faktor yang harus di hilangkan, karena vertical rescue akan melakukan bayak hal dengan lokasi yang berhubungan dengan ketinggian, adanya ketakutan pada ketinggian akan mempersulit palaksanaan peyelamatan.
-Latihan dan pengalaman
Rescuer haruslah memahami dan mampu melakukan segala basic penyelamatan dalam ketinggian. Praktis dan cepat dalam melakukan tindakan penyelamatan.
-Terbiasa menggunakan peralatan
Rescuers haruslah memahami penggunaan segala macam peralatan yang mendukung penyelamatan, sensitif terhadap perubahan peralatan mengenai kemampuan dan perbedaan terkecil sekalipun.Rescuer haruslah selalu melakukan pengecekan peralatan baik sebelum, sesudah maupun dalam setiap penggunaannya.
-Disiplin dan kerjasama tim
Disiplin adalah hal paling penting bagi penyelamat. Absensi rutin harus dilakukan untuk setiap kegiatan, setiap keputusan tim leader haruslah diikuti semua anggota dan setiap operasi penyelamatan hendaknya dilakukan dengan efektif dan efisies. Kerja sama tim harus memiliki standart yang tinggi, setiap anggota rescue haruslan memiliki pengalaman, pelatihan, keyakinan, kedisiplinan, dan mementingkan keamanan untuk kelompok dan dirinya sendiri.
-Pendekatan dan taktik
Masalah penanganan penyelamatan, tim leader haruslah mempertimbangkan setiap hal-hal yang ada: Menentukan tujuan, mempertimbangkan beberapa faktor yang ada dan mungkin terjadi, mempertimbangkan setiap aksi yang akan dilakukan, memproses perencanaan.
Komunikasi menjadi hal penting dalam vertical rescue, antara rescuer haruslah selalu berkomunikasi setiap saat dalam proses penyelamatan.
Vertical rescue adalah keseluruhan faktor dengan skill yang tinggi, hasil dari kerjasama, disiplin dan pelatihan. Keseimbangan psikologi dan fisiologi sangat penting sebelum operasi penyelamatan dilakukan.
Keamanan
Keamanan menjadi bagian paling vital dalam setiap operasi penyelamatan. Hal ini merupakan respon dari setiap penyelamat sebelum melaksanakan penyelamatan, keamanan di pertimbangkan untuk menghindari resiko yang dapat membahayakan korban dan rescuers.
*Mempertimbangkan keamanan.
Masalah keamanan dan memperkecil resiko yang mungkin terjadi dalam vertical rescue dapat dilakukan dengan:
-Melaksanankan dengan tepat dan selalu melakukan pelatihan.
-pemeliharaan peralatan secara standart.
-perhatian dan melakukan dengan cara yang telah terbiasa.
-mempertimbangkan dan melakukan pengamatan.
-melaksanakan perencanaan dan selalu berkomunikasi.
*Mengecek, mengawasi dan selalu waspada.
Keamanan merupakan hal yang selalu diutamakan dalam kegiatan ini. Semuanya harus memperhatikan kondisi anchor, simpul-simpul, tali, sistem pengaman. Seluruh tim haris tetap waspada dan keseluruhan pelaksaan penyelamatan tetap dalam keamanan yang terjaga.
*Safety officer.
Safety officer hendaknya orang yang memiliki pengalaman dalam berbagai kegiatan vertical rescuedan selalu mementingkan semua hal yang berhubungan dengan keamanan.
*Pertimbangan dalam memilih personel.
Untuk menunjang selain keamanan dan pelatihan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan:
-kesehatan dan kesiapan fisik untuk melakukan penyelamatan.
-terhindar dari ketakutan pada ketinggian/phobia.
-kemampuan bekerjasama dalam tim.
Vertical Rescue (2)
Perlengkapan Perorangan.
Dalam hal ini bagian keamanan dalam vertical rescue:
-Helmet, memiliki kasamaan dengan helm untuk caving maupun climbing. Dalam vertical rescuehelmet yang di gunakan hendaknya memenuhi standart keamanan. Berikut karakteristiknya:
-Sarung tangan, merupakan bagian vital yang harus di perhatikan. Menggunakan sarung tangan akan melindungi tangan dari gesekan dan kehilangan kontrol ketika melaksanakan operasi penyelamatan.
-Sepatu, gunakanlah sepatu yang dapat mencengkeram kuat, pas digunakan dan ringan serta nyaman digunakan.
-Pakaian, penggunaan yang pas dan nyaman bagi penggunanya, tidak terlalu sempit karena akan berpengaruh terhadapa tenaga pengguna an tidak terlalu longgar karena dapat mengganggu sistem peralatan yang digunakan dalam penyelamatan.
-Harness, semua kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian hendaknya menggunakan harness sebagai bagian keamanan diri dan kelompok. Begitupun dalam pelaksanaan penyelamatan pada ketinggian.
-Peluit, penggunaan peluit sangat penting untuk keadaan genting. Hendaknya semua personal menggunakan peluit sebagai bagian dalam personal equipment.
-Peralatan rescue perorangan,
-Pisau, penggunaan pisau tajam pada situasi tertentu. Tempatkan pisau sebagai peralatan yang wajib dibawa untuk setiap personal.
-Obat pertolongan pertama, tempatkan perlengkapan ini sebagai perlengkapan yang wajib dibawa untuk setiap personal.
NB:
Tidak diperkenankan berambut panjang, mengenakan cincin, jam tangan, kalung, anting, gelang, sepatu yang memiliki bagian dengan bahan besi maupun dengan asesoris bebentuk kail. Keamanan bagi rescuer maupun korban sangat ditekankan di sini.
Menyeleksi Lokasi pelatihan
Pertimbangan keamanan hendaknya melaksanakan beberapa hal berikut:
-Kondisi lingkungan yang ada(kesetabilan lokasi, keadaan medan, ketajaman batuan, dll).
-Terdapat area aman untuk melakukan proses evakuasi.
-Area yang aman dengan tingkat ketinggiannya.
-Dapat dan mudah dijangkau.
-Dapat melakukan pertolongan pertama dan melaksanakan evakuasi.
-Lokasi merupakan daerah yang sesuai dengan standart pelatihan.
-Dapat dilaksanakan berbagai jenis komunikasi.
Komunikasi
Untuk memperlacar kegiatan, hendaknya setiap orang mengetahui bagaimana menggunakan peralatan komunikasi yang ada dan mampu melakukan komunikasi dengan baik untuk menghindari kesalahan yang mungkin timbul.
Untuk situasi tertentu, tingkat kebisingan yang mungkin ada akan mengganggu perjalanan proses, sehingga diperlukan sebuah peralatan dengan sistem pengendali kebisingan.
Kekuatan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam vertical rescue hendaknya memiliki standart keamanan yang telah teruji dengan rekomendasinya. Setiap personal hendaknya memahami tingkat kekuatan setiap detail item dan mengerti bagaimana menggunakannya.
Setiap item akan menjadi satuan pada sistem penyelamatan yang digunakan, hal ini mengharuskan setiap item memiliki kekuatan standartnya.Keamanan akan diperlukan dalam penggunaan peralatan, baik mengenai tingkat kemampuan peralatan, faktor keamanan, maupun keamanan setiap personal dalam penggunaanya.
Final Pemeriksaan Keamanan
Setiap personal harus diperiksa oleh safety officer sebelum melaksanakan proses evakuasi.
Pemeriksaan pada keseluruhan sistem yang digunakan, sepeti anchor, tali, perlengkapan perorangan, dan juga mengenai prosedur evakuasi maupun prosedur darurat lainnya.
Pemeriksaan final dilakukan sesuai dengan prosedur secara teliti, dan juga pemeriksaan keamanan belayer.
Bagian Penting
Berikut petunjuk yang dianjurkan:
-Setiap kegiatan dengan ketinggian hendaknya menyukai kehidupan, bukan ancaman.
-Setiap peralatan hendaknya di periksa, baik sebelum, ketika ataupun setelah digunakan.
-Pada radius dua meter merupakan area aman, dan area ini harus dibersihkan agar tidak ada gangguan dalam proses penyelamatan.
-Area aman harus segera dibuat untuk memudahkan pelaksanaan pertolongan.
-Pelaksanaan penyelamatan dengan menyiapkan peralatan untuk digunakan dengan petunjuk pemimpin kelompok, dan setiap bagian kelompok menyiapkan peralatan sesuai dengan tugasnya sehinggan akan siap jika setiap saat diperlukan.
-Anchor dipasang sesuai dengan sistem yang digunakan dan dilakukan pemeriksaan setiap saat.
-Semua simpul dan gesekan tali diawasi secara ektra ketika operasi penyelamatan dilakukan.
-Peralatan lain yang tidak digunakan segera disingkirkan dari area penyelamatan agar tidak mengganggu.
-Hindari menduduki peralatan baik yang telah dipasang maupun tidak. Perhatian lebih terhadap peralatan yang digunakan.
-Setiap tali yang bersinggungan dengan bagian lain yang tajam harus diberi pelindung tali berupa edge roller ataupun padding.
-Gesekan antar tali harus dihindari, lakukan perbaikan sistem jika hal tersebut terjadi.
-Kegiatan yang dilakukan pada tebing maupun ketinggian lainya, dapat saja menjatuhkan sesuatu dari ketinggian, dan jika hal itu terjadi maka untuk mengamankan orang lain di bawahnya, diharuskan bagi orang yang menjatuhkan untuk berteriak, “Below!!”
-Jika yang dijatuhkan adalah tali, maka peringatan yang diberikan adalah,”rope bolow!!”
-Penggunaan helm diwajibkan untuk menghindari benturan kepala dengan benda lainnya.
-Semua perlatan yang dapat lepas maupun longgar hendaknya dilakukan penguncian untuk menghindari kecelakaan lain.
-Gunakan sepatu yang pas pada kaki.
-Gunakan sarung tangan.
-Setiap personal harus membawa self –rescue equipment
-Semua personal harus membawa peluit dan pisau.
Penyelamatan Pada Malam Hari
Vertical rescue juga dapat dilaksanakan pada malam hari, peralatan yang harus disediakan antara lain:
-helm lengkap dengan lampu perorangan
-lampu cadangan perorangan
-penggunaan lampu besar untuk menyinari area penyelamatan
-penggunaan lampu kimia untuk menandai peralatan ataupun perorangan.
NB.
Penggunaan generator akan dapat mengganggu peralatan elektronik yang biasa digunakan untuk komunikasi, menyebabkan kebisingan dan menimbulkan asap yang dapat mengganggu penglihatan dan pernafasan karena mengandung CO2.
Vertical Rescue (3)
Sesi ini membahas tentang rope/tali dalam vertical rescue.
Rope
Rope/tali merupakan bagian terpenting dalam vertical rescue, teli digunakan dengan menggabungkan berbagai peralatan lain untuk memenuhi sebuah sistem peralatan untuk penyelamatan. Diharuskan untuk semua personel dalam vertical rescue untuk mengetahui dan memahami tentang tipe-tipe tali dan bahan yang digunakan untuk membuat tali. Serta dihruskan memahami bagaimana memanagement tali dengan baik.
Tipe
Tipe tali yang digunakan dalam vertical rescue sebaiknya dibuat dengan bahan sintetic fibre kernmantle, dimana bahan ini merupakan bahan terbaik dari segala bahan yang digunakan untuk pembuatan tali.
Rope history card
Dengan adanya rope history card, kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan tali untuk dapat digunakan menahan beban. Rope history card dibuat untuk mengetahui kepastian umur tali dan kapasitas penggunaan, perkembangan tali setiap saat dapat diawasi dengan baik.
Berikut contoh rope history card yang dimaksud:
Rope history card
Rope type : static Size : 50X11mm No: 2
Date acuired : 7-6-2009 Source : rayase outdoor centre
Date
Used by
Used
Comment
checked
20-6-09
-
To store
Condition OK
1-7-09
Randi
To training
ok
5-7-09
Sandi
30 m SRT
ok
26-7-09
Sianar
35 m DdRT
ok
....
....
....
....
....
Bahan Tali
Tali dengan Bahan Nylon(polyamid)
Sebenarnya dalam pemakaian tali pada vertical rescue, tali uyang digunakan adalah nylon 6 atau nylon 6.6.
_keunggulan: untuk polyamid dengan kelebihan polyester(terylene) dan campuran lainnya:
-Nylon 10%lebih kuat dari pada polyester.
-merupakan bahan yang lebih unggul dan mudah menyerap air.
-nylon 6.6 mampu menahan panas hingga 260 derajat celcius.
_kelemahan: kelemahan nylon/polyamid adalah:
-kekuatan tali dapat hilang 15% ketika kondisi tali basah
-terlalu mudah terkontaminasi zat asam
Kernmatle
Kernmantle lahir dari jerman dengan, kern: core dan mantle: sheat
Dilihat cara pembuatannya, kernmantle sesuai dengan arti yang dikandungnya, yaitu tali yang melindung tali dibagian tengahnya.
Kernmantle dibagi menjadi dua, static dan dinamic:
_Tali Kernmantle static
-kelenturan: tali kernmantle static memiliki kemuluran yang rendah, hanya 3% hingga 20% persen kemuluran dialami ketika tali dibebani tubuh seseorang.
-elastisitas: tali kernmantle static memiliki elastisitas tinggi, tali kernmantle static dapat mennyesuaikan diri dengan berbagai penggunaan seperti pada tali lainnya.
-kekuatan dan kemudahan penggunaan: tali kernmantle static memiliki kekuatan paling besar dibanding jenis tali lainnya, tetapi untuk kemudahan penggunaan, tali kernmantle static lebih kaku di bandinf tali lainnya.
-keunggulan tali kernmantle static: tidak mudah mulur, tidak mudah lecet, anti debu dan anti kotor, memiliki kekuatan yang besar.
-kelemahan tali kernmantle static: terlalu mudah menyerap dan sulit untuk dibuat jenis-janis simpul.
_Tali kernmantle dynamic
-elastisitas:tali kernmantle dynamic sangat mudah digunakan untuk membuat berbagai jenis simpul
-kelenturan: tali kernmantle dynamic memiliki kemuluran yang lebih tinggi, sehingga sangat cocok untuk menahan jatuhnya pemanjat dengan hentakan yang tidak terlalu keras pada tali.
-kekuatan: tali kernmantle dynamic memiliki pelindung yang lebih tipis sehinggan tali kernmantle dynamic memiliki kekuatan yang cukup.
-keuntungan: tali kernmantle dynamic adalah tali terbaik untuk menahan seseorang ketika jatuh karena memiliki kelenturan yang tinggi.
-kekurangan: tali kernmantle dynamic memiliki kemuluran yang terlalu tinggi, sehingga untuk penggunaan dalam vertical rescue kurang tepat karena akan menemui kendala pada penggunaan descending, ascending, maupun hauling.
NB: jangan menggunakan tali kernmantle dynamic untuk keperluan vertical rescue!
Ciri-ciri Rescue rope:
-minimal diameter adalah 11mm.
-dibuat dengan tipe static.
-mampu menahan beban minimal 3000kg.
-100% berbahan polyamid/nylon.
-memiliki lapisan pelindung.
-mudah digunakan dan mudah untuk pembuatan simpul-simpul.
-kemuluran tali maksimal 3% untuk tarikan 80kg.
-minimum 20% kemuluran tali untuk tarikan 3000kg.
-mampu beradaptasi denga suhu untuk keperluan operasional.
-warna kontras antara bagian tengan dengan bagian pembungkus.
Pemeliharaan
Berikut hal yang harus diperhatikan:
-jangan memotong tali kecuali memang harus dilakukan. keperluan pemotongan tali diperbolehkan jika tidak membuat tali menjadi lebih buruk.seperti pemotongan pada ujung tali karena penggunaan simpul delapan yang terkunci atau tidak dapat terlepas karena penggunaan lem perekat.
-jangan biarkan penggunaan simpul yang dapat membuat kekuatan tali menjadi lemah.
-pergunakanlah simpul-simpul yang benar, karena kesalahan simpul akan membuat tali anda rusak.
-pergunakan pulley dengan ukuran yang pas, ukuran pulley yang terlalu kecil akan merusak tali anda.
-hindari hentakan mendadak pada tali anda.
-hindari menduduki/berjalan/menginjak tali, karena dapat membuat debu masuk pada tali anda.
-hindari tali bersentuhan dengan dataran atau bagian sudut yang kasar, jika hal itu terjadi lingdungi tali anda.
-bersihkan tali dari noda, debu ataupun pasir setelah penggunaan. Dengan mencuci tali dengan air bersih, air mengalir ataupun cara lain yang di anjurkan.
-jangan mengeringkan tali dekat api, atau dengan pemanas lainnya, letakkan pada tali yang melintang, hindari lantai yang dingin dan letakkan pada area terbuka untuk mendapatkan sirkulasi yang baik.
-simpan tali anda pada tempat terlindung yang netral, jauh dari kontak langsung lantai, seperti pada sebuah lemari yang terhindar dari bahan-bahan yang dapat mengkontaminasi tali, hindari embun, kelembaban, debu, binatang pengerat ataupun benda tajam.
-kerusakan atau lecet pada tali harus segera ditandai dan lakukan perbaikan segera. Detail penggunaan tali harus jelas terisi pada history record card.
-jangan membuat tali anda terjemur sinar matahari langsung terlalu lama, karena radiasi dari sinar ultraviolet dapat membuat tali anda rusak, lindungi dengan kain terpal/ material lain.
-pastikan tali anda tidak terkena bahan-bahan kimia/ bahan kontaminasi lainnya seperti minyak semir, oli, bensin, hydrolic fluid, acids dan alkalis.
Pencucian Tali
Berikut penjelasannya:
-tali harus dicuci jika terkena kotoran/debu, karena debu dapat merusak tali ketika tali dipergunakan untuk peralatan ascent.tali dapat di rangkai menyerupai rantai untuk menghindari kusut.
-polyamid rope dapat dicuci pada mesin cuci, tetapi set mesin untuk berputar dengan lembut, dapat dengan air dingin atau hangat tetapi dilatang untuk mnyetel mesin dengan air panas. Jangan menggunakan bahan-pencuci lain seperti sabun, pelembut ataupun bahan lain. Untuk lebih jelasnya, anda dapat melihatnya lagi pada petunjuk pencucian rekomendasi tali anda.
-tali dapat di cuci dengan cara di tarik perlahan menggunakan descender untuk memeras air yang terkandung.
Memeriksa tali
Segala tali harus diperiksa sebelum, ketika dan sesudah pemakaian. Pemeriksaan dilakukan secara cara kasat mata dan dengan cara dirasakan.
Cara kasat mata: berikut pemeriksaan secara kasat mata:
-perbadaan warna; jika terjadi perbedaan warna pada warna asli tali pelindung hal ini dapat disebabkan karena terjadi kontaminasi zat lain.
-pudar; warna pudar dapat merupakan awal kehancuran tali.
-warna putih; warna putih pada pelindung secara tidak wajar merupakan kerusakan yang terjadi dengan menonjolnya bagian dalam.
-ukuran yang tidak sama pada beberapa bagian; terjadi kerusakan karena penggunaan peralatan atau perlakuan yang tidak tepat pada tali, terjadi bentukan yang berbeda dan diameter tali tidak rata.
-lecet; lecet terjadi karena pergesekan atau tali terkena pada sudut suatu tempat yang tajam.
-kaku; terjadi karena penggunaan simpul yang tidak tepat dan ini mengindikasikan tali akan rusak secara perlahan.
Cara dirasakan: berikut pemeriksaan dengan cara dirasakan:
-kaku pada pelindung; terjadi karen beban berlebih atau karena kontaminasi.
-perubahan pada diameter; perubahan terjadi akan menyebabkan kerusakan pada tali.
-kontaminasi; dapat dikarenakan kotoran, debu atau benda lain.
NB: tes pemberian beban pada tali tidak dianjurkan untuk latihan.
Vertical Rescue (4)
Menghentikan Penggunaan Tali
Ini masalah penting dalam mengambil keputusan masalah tali, akan dihancurkan atau akan dibenahi. Jika keputusan untuk di perbaiki yang dipilih, maka kedepannya pengawasan dan pengecekan rutin harus dilakukan, pengecekan akan dilakukan oleh savety officer.
Beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mengamnbil keputusan masalah penggunaan tali:
-lecet, ini adalah aturan umum. Jika dibiarkan terus menerus akan membuat tali dapat putus, apabila lecet tali yang ada lebih dari 25% dari diameter tali, jangan digunakan!
-beban, ketika diketahui bahwa tali memiliki perbedaan masalah kelenturan tudak wajar, atau tali mengalami kemuluran berlebih karena beban yang ada.
-kontaminasi, jika tali terkena kontaminasi, maka tali memiliki indikasi untuk rusak secara perlahan.
-diameter, tali dengan diameter tidak seimbang dan tidak wajat, maka tali melangkah pada kerusakan.
-mengembangnya isi tali, jika tali putih pada tali terlihat karena menonjol.
Identifikasi.
Sistem pengidentifikasian untuk penghentian penggunaan tali di lihat dari catatan yang ada pada rope history card.
Tingkat kekuatan dan keamanan besaran beban untuk tali.
Berikut tingkatan tali (khusus untuk tali sintetic fibre rescue), mengenai kekuatan dan keamanan tingkat beban berdasarkan standart Australia.
Mengemas/meringkas tali
Mengemas tali agar ringkas dan mudah dibawa adalah salah satu dasar dalam vertical rescue. Berikut beberapa teknik pengemasan yang dapat diketahui:
-colling/cara biasa, tali dengan panjang 50meter dapat digulung dengan sangat cepat dan diakhiri dengan sebuah ikatan.
-hanking/ menggulung, ini efektif untuk tali dengan panjang 50 meter atau dengan panjang sedang dapat lebih efektif untuk penggunaan double rope. Kumpulkan tali diawali dengan dua meter atau panjang lengan penuh anda. Selanjutnya anda dapat melanjutkan dua meter dua meter selanjutnya.
-chaining/rantaian, ini merupakan teknik untuk memperlakukan tali tanpa mempertimbangkan panjang tertentu. Membuat tali lebih ringkas untuk tujuan pengemasan tali. Chaining biasa di lakukan untuk pencucian tali pada mesin cuci ataupun untuk operasional pengemasan. Chaining dapat dilakukan terhadap tali single ataupun double, dan dilakukan pengulangan dengan cara yang sama.
-stuff sack , ini merupakan metode yang digunakan untuk penyimpanan dan pengangkutan untuk semua tali, tetapi khusus untuk tali dengan ukuran panjang. Dengan memasukkan tali kedalam kantung sederhana atau pengemasan dengan cara diikat untuk memudahkan pengangkutan ke suatu tempat.
Pengangkutan tali.
Kantung tali akan lebih efektif jika kantung dengan besar pas dengan tali. Pengangkutan tali dengan
Tehnik pengikatan hanked maupun colling dapat dilihat pada gambar berikut. Chained rope dapat diangkut dengan kantung atau di letakkan pada bahu.
Tali pengikat
Kernmantel dengan diameter kurang dari 9mm biasa digunakan sebagai tali pengikat dan hal ini umum digunakan dalam penggunaan konstruksi tali static. Ikatan yang kuat akan mempengaruhi kekuatan sistem yang dibuat.
Bagaimanapun urutan perkiraan kekuatan tali biasanya dilihat dari ukuran seperti berikut:
-Diameter 6 mm, kekuatan 700-750kg
-Diameter 7 mm, kekuatan 1000-1200kg
-Diameter 8mm, kekuatan 1200-1500kg
Data di atas merupakan pengikatan yang digunakan dalam vertical rescue yang digunakan seperti pada tali prusik, tali pengaman belay, kunci edge roller ataupun pada mat guy line/pengesat kaki.
Perlindungan
Penyebab kerusakan tali, penaggulangan dan perlindungannya:
Tubrukan, terjadi karena kejatuhan batu tepat pada tali, khusus untuk beban yang berlebih, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang serius. Hal yang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh untuk melindungi tali anda dari serangan seperti ini. jika terjadi kerusakan perbaiki atau pensiunkan tali anda, hal pertama yang dapat anda lakukan adalah memeriksanya dengan teliti.
Benda kasar/tajam, dalam berbagai kasus, hal seperti ini menyebabkan tali anda lecet, hal ini terjadi karena kurangnya kehati-hatian dalam menggunakan tali. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi pelindung pada sudut yang tajam dan gunakanlah peralatan ascent yang pas dengan diameter tali anda.
Barang-barang dari besi, semua peralatan yang terbuat dari besi dapat mengancam tali anda, managemen sistem dan managemen tali yang salah akan dapat membuat tali anda bekerja lebih keras. Lakukan pengecekan pada seluruh sistem dan manajemen tali dengan seksama, setiap suara yang timbul dengan tidak wajar merupakan ancaman, dan segera lakukan perbaikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda memberikan komentar tentang artikel kami. Kontribusi anda akan tertera di TESTIMONIAL Website kami. Salam dari Team Official & Operator www.survive-giezag.org